Ali Taher: Kemenag Perlu Segera Inventarisir Aset Terdampak Gempa Lombok



Ketua Komisi VII DPR RI Ali Taher
Kerusakkan Disekitar Lokasi Masjid Ikhlas Beramal Sama Guna, Kelurahan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Mataram (Kemenag) --- Gempa Lombok pada Juli lalu telah meluluhlantakkan sejumlah bangunan, baik rumah, kantor pelayanan publik, sampai sekolah dan madrasah.
Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher mengatakan perlunya menginventarisir aset Kementerian Agama seperti masjid, kantor – kantor, madrasah, maupun kampus yang terdampak. Dari situ, dikakukan mapping seluruh yang rusak itu berdasarkan tingkat kerusakannya, mulai ringan, sedang, hingga berat.
"Perlu kita inventarisasi dan mapping sekaligus seluruhnya, apakah itu di Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, Kota Mataram maupun di Lombok Barat yang terkena dampak gempa untuk diajukan penganggarannya ke Kementerian Agama dan supaya bisa secepatnya dibahas bersama DPR," kata Ali Taher di Lombok, Minggu (16/09).
Menurut Ali Taher,  anggaran memang terbatas tetapi bisa dibicarakan aspek prioritasnya untuk jangka pendek pemulihan, jangka menengah dan juga jangka panjang. Fokus utama bisa pada perbaikan sarana dan prasarana pelayanan publik, seperti KUA, Kantor Kemenag, serta madrasah yang rusak. Termasuk juga atensi kepada karyawan atau guru terdampak gempa.
"Misalnya dengan memberikan tali asih atau intensif, karena hampir seluruh kekuatan ekonomi dan aktifitas dimasyarakat lumpuh," ucap Ali Taher.
Hal ini perlu dilakukan, kata Ali,  supaya masyarakat merasa nyaman dan diperhatikan oleh pemerintah. Sekaligus, menumbuhkan partisipasi sosial secara baik. "Kita harus konsen di dalam penanganannya sehingga sesegera mungkin penanganannya dilaksanakan," tambah Ali Taher.
Secara politis DPR mendukung. Kalau tidak ada dana yang cash yang bisa dilakukan dengan cepat, bisa melakukan kerjasama dengan pihak ketiga untuk melakukan rekonstruksi itu supaya masyarakat segera melakukan aktifitasnya, khususnya yang terkena dampak.
Ali Taher menilai, kehadiran Kementerian Agama dengan seluruh jajarannya di berbagai level penting untuk memberikan trauma healing, penyuluhan, dan hiburan. Itu perlu untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan kepercayaan, tidak ada rasa takut.
"Mudah-mudahan, masing-masing Dirjen di Kementerian Agama sesuai dengan tugas dan fungsi bisa menjalankan usul dan saran teman teman di Lombok dan NTB secara keseluruhannya," ujar Ali Taher.
Sebelumnya Plt Sekjen Kementerian Agama M Nur Kholis Setiawan pada saat melakukan peletakkan batu pertama pembangunan Masjid Borok Sama Guna, desa Tanjung, Kelurahan Tanjung, Lombok Utara, mengatakan bahwa masyarakat Lombok yang terdampak bencana gempa tidak boleh larut dalam kesedihan apalagi merasa bersalah, karena persitiwa atau cobaan yang tengah dihadapi. Masyarakat harus segera bangkit, berbenah untuk masa depan yang lebih baik.
Menukil satu tulisan dalam Al-Hikam, ibn Athoillah as-Sakandari yang berbunyi 'al-huznu 'ala fuqdani t-tho'ati ma'a 'adami n-nuhudhi ilaiha min 'alamati l-ightirari' (kesedihan karena tak berbuat baik di masa lalu tanpa dibarengi dengan kesungguhan untuk berbenah, termasuk sikap yang tidak terpuji).
Maksudnya, kata M Nur Kholis Setiawan, setiap masyarakat tidak boleh larut dalam kesedihan dan merasa bersalah terus karena peristiwa/cobaan yang tengah dihadapi, sebaliknya haruslah segera bangkit, berbenah untuk masa depan yang lebih baik.
Sumber : www.kemenag.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adbox

@kuabaturiti